“Corona & Congornya”
Berbagi itu baik, namun jika dilakukan dengan tidak utuh maka bisa menjadi buruk dampaknya.
Saat ini jemari kita adalah bentuk lain dari mulut kita dalam mengkomunikasikan apa yang ada pada pikiran kita.
Persoalannya, apa yang kita pikirkan akan bergantung juga pada apa yang masuk ke dalam kepala kita sehari-harinya.
Jika kita ada di group atau kelompok yang isinya hanya menyebarkan keluhan dan kebencian semata, maka kemungkinan itulah realita yang akan menjadi nuansa hidup kita dari masa ke masa.
Gak percaya? Cek saja timeline kita semua dan jenis hal apa saja yang sudah kita forward kemana-mana melalui social media kita, dan amati perasaan kita setiap kali membacanya.
Ingatlah, bahwa apa yang menjadi FOKUS kita, itulah yang akan menentukan arah PIKIRAN kita, dan kemudian mempengaruhi segenap PERASAAN kita, yang selanjutnya akan menetapkan pola KEPUTUSAN kita, dan maujud menjadi TINDAKAN nyata kita dengan segala konsekuensinya.
Adanya ATENSI, akan menimbulkan KONEKSI, yang pada gilirannya akan mempengaruhi EMOSI, sebagai landasan AKSI kita sehari-hari.
FOKUS dari keseharian dan perhatian kita akan cenderung meminta untuk ditularkan, dan itulah kenapa kita juga berharap agar orang lain ikut merasakan apa yang tengah kita rasakan, namun akan menjadi persoalan, jika yang kita sebarkan adalah hal-hal yang tidak memberdayakan, malah sebaliknya, hal-hal yang melemahkan dan mengacaukan.
IQRO adalah untuk kita MEMBACA setiap fenomena yang terjadi dengan kacamata kehati-hatian dan kecermatan, dan bukan dengan ketakutan yang berlebihan, agar kita mampu menembus makna di balik peristiwa, dan mengambil hikmah yang nyata dalam mengambil langkah selanjutnya.
Tentunya bukan berarti lantas mengabaikan segala fakta yang ada dan hanya memilih untuk yang bagus-bagus saja beritanya, namun justru kita berorientasi pada pemberdayaan dan pencerahan dalam menyelesaikan segala persoalan, agar tidak terjebak dalam narasi bermain hanya sebagai korban.
Maka, belajarlah untuk menjaga apa saja yang akan masuk ke dalam hati dan pikiran kita, agar kita tidak merasa dunia kita tengah gelap-gulita, padahal kita sendirilah yang memilih untuk sengaja berada di dalam gua, yang kita ciptakan bersama orang-orang yang serupa, sementara di luar sana, Tuhan masih memberi CAHAYA yang terang luar biasa.
Mari jalani hari dengan sepenuh hati!
(Jhody Arya Prabawa)
Salam NeoSentra!
Bersyukur?
Berdoa?
Bahagia?
Dan Teruslah Berkarya✊
#NeoSentra
0 Comments