
“Vertikal – Horizontal”
Cinta amat suka menikmati pikirannya sendiri saja, yang membuat pikiran kita sendiri gagal dalam memahaminya…
Dan manakala kita mendengar ungkapan soal cinta tanpa syarat, maka biasanya ungkapan itu justru malah dijadikan prasyarat bagi cinta yang sedang akan melesat dengan cepat…
Kita telah melampaui begitu banyak hantaman ombak dan dentuman angin kehidupan, namun kita masih terus ada di sini bergandengan tangan beriringan jalan, menatap ufuk yang meninggi, dan bercengkrama dengan cakrawala di dalam diri kita sendiri…
Sebagaimana saat kerendahan diriku lirih berucap untuk menyerah, ketinggianmu malah berbisik lugas agar mencoba jalan lain untuk memperbaiki arah…
Kita memang tidak diperkenankan untuk melulu bisa mengubah segalanya, namun setidaknya kita selalu mampu untuk mengubah sudut pandangnya, dan menemukan lorong cahaya yang mengisi relung jiwa di saat kita sedang bersama tanpa adanya siapapun juga…
Kita adalah dua yang menyatu, bukan kamu, ataupun aku…
Namun kita harus sekarang ini berani menjalani, karena nanti mungkin tidak akan pernah lagi terjadi jalinan di lain alam kehidupan yang silih-berganti…
Itulah mengapa kita menemukan lagu kita berdua, yang membunyikan alunan tembang cinta, tentang ruhani yang masih akan tetap bernyanyi, setelah menemukan kidungnya sendiri…
Dan itulah yang setiap pagi kini terjadi, saat kita membuka mata hati, kita pun tengah membuka lembaran hari yang baru lagi, diiringi oleh tatapan mentari yang memandang di dalam sunyi…
Saat menyumbat telinga, kita malah bisa menyimak senandung alam yang bercinta…
Saat mendekap kedua mata, kita malah bisa saling menatap lingkaran sukma yang menari bahagia…
Saat menutup mulut pun kita malah jadi saling menyapa dan bicara tanpa bahasa…
Aku telah memilihmu untukku, dan kamupun juga begitu, sejak dulu hingga nanti habisnya waktu…
Oleh karenanya, mari senantiasa luruskan kembali niat kita, dan tuntaskan perjalanannya bersama bunga-bunga cinta yang selalu saling menjaga, sebagaimana yang selama ini telah kita lewati bersama dinamikanya, sebagai wujud anugerah dari Cahaya di atas Cahaya…
Untuk itu, cinta kita yang tak luput dari jelaga, namun tetap penuh gelora dan terus berkilau bak permata, harus senantiasa dipelihara selama masih ada Dia sebagai tujuan kita bersama, sebagaimana yang selama ini telah kita jalani sejak awal cerita…
Sebab cinta bukan hadir begitu saja tanpa adanya daya maupun upaya, sekalipun itu semua datangnya dari Sang Maha Pencinta, yang membuat kita siap-sedia menembus aral berikutnya, tanpa terlupa untuk mereguk manis Keberkahan-Nya, yang selalu tercurah bagi kita semua, untuk selamanya, sesuai Kehendak-Nya…
(Jhody Arya Prabawa)
Salam NeoSentra!
Bersyukur🙏
Berdoa🤲
Bahagia👍
Dan Teruslah Berkarya✊
#NeoSentra
0 Comments