Lonely At The Top, Is It?

b
j

by NeoSentra

}

Sep 4, 2018

“Is it lonely at the top?”

Sebelum kita elaborasi pertanyaan tersebut, maka kesimpulan sementaranya adalah bahwa ini merupakan bagian dari perspektif individu terkait dengan apa pun yang kita pilih untuk kita yakini sehari-hari, maupun bertahun-tahun.

Dalam konteks Kepemimpinan, tentunya kita akan masuk dalam ranah bentuk Piramida dimana semakin ke atas akan semakin sedikit/mengerucut.

Ini hukum alam dan konsekuensi logis dari adanya spesialisasi peran/fungsi.

Namun perlu kita bedakan antara MERASA SENDIRI/SEPI dengan betul-betul kesepian.

Yang seringkali terjadi adalah kita menjadikan pengalaman kita dalam hal “RASA” sebagai ukuran kita dalam menilai realita umum yang terjadi, sehingga apa yang kita alami sendiri kita anggap sebagai pengalaman mutlak bagi orang lain dalam posisi/situasi yang serupa.

Betul sekali bahwa yang kita rasakan itu ternyata juga dirasakan oleh orang lain.

Ingat, ORANG LAIN, bukan ORANG BANYAK.

Sebab, ukuran “banyak” dalam konteks semacam ini akan menjadi sulit untuk dirumuskan secara sepihak karena akan sangat relatif dan subyektif jadinya.

Dan perlu kita ingat juga bahwa ada ORANG LAIN lagi yang justru merasa sangat “ramai” hidupnya ketika mencapai suatu posisi puncak karena semakin banyak hal yang bisa dia lakukan dari posisi tersebut untuk membantu orang lain.

Orang yang demikian ini akan menjadi orang yang semakin banyak manfaatnya bagi sesama, sehingga interaksi dan dinamika hidupnya sehari-hari berfokus pada SESAMA MANUSIA yang tentunya akan jauh dari SEPI dalam arti yang sebenarnya.

Nah, tentunya setiap manusia juga memiliki momen-momen ketika dirinya ingin mengalami tenang/hening dalam hidupnya, entah untuk sekali waktu ataupun untuk waktu-waktu yang rutin/terjadwal.

Inipun tidak otomatis berarti kesepian ya. Ini merupakan sebuah pilihan…

Jadi kita perlu bedakan antara SEDIKIT dengan SEPI.

Mungkin saya akan memilih kalimat “It’s Only A Few At The Top”, dan boleh jadi karena hanya sedikit saja yang bisa ada di puncaknya ketimbang di bawahnya, maka muncul kesan “sepi” karena sedikit itu tadi.

Cara kita menjalani keadaan di puncaknya juga menentukan apakah kita akan kesepian atau tidak.

Gaya Kepemimpinan kita juga akan mempengaruhi semua itu, termasuk ketika kita meyakini bahwa di puncak itu harus kesepian, maka terkabul lah kondisi itu sebagai wujud keyakinan kita atau self fulfilling prophecy.

Kok bisa?

Ya bisa dong, karena setiap keyakinan itu biasanya menuntut utuk dibuktikan.

Dan siapa yang akan bertugas serta berusaha untuk membuktikannya?

Ya diri kita sendiri, dengan cara menciptakan kondisi dan situasi yang mendorong terjadinya “kesepian” tersebut, baik secara sadar maupun tidak.

Dalam konteks yang serupa, inilah yang dimaksud dengan self sabotage dan disempowering believe.

Maka, berhati-hatilah dalam memilih suatu keyakinan karena itu biasanya yang akan maujud menjadi kenyataan kita dalam berkehidupan.

Persoalannya, jangan sampai keyakinan yang sebetulnya hanya berasal dari pengalaman sebagian orang saja lantas serta-merta kita jadikan blueprint atas realita dunia ini secara mutlak dimana seolah-olah hasil dan akibatnya harus demikian 100%.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari berbagai bentuk paradigma yang mungkin menjadi pilihan atas ungkapan pertanyaan di awal tadi:

It’s lonely at the top, dan saya tidak tahu berapa lama bisa menjalani semua ini, saya merindukan situasi yang lama dengan kehangatan semua orang…

It’s lonely at the top, saya tidak punya siapapun untuk berbagi dan bersantai seperti sebelumnya…

It’s lonely at the top, namun saya terima dengan ikhlas karena ini memang “harga” yang harus saya bayar demi pencapaian impian saya ini…

It’s lonely at the top, makanya saya bisa menjadi tenang sekali untuk terus bekerja dan berkarya dengan lebih baik lagi…

It’s lonely at the top, dan ini membantu saya untuk bisa merenungi lebih dalam lagi visi dan misi yang saya jalani…

It’s lonely at the top, namun dari sinilah saya bisa memberi pengaruh lebih besar lagi bagi kebaikan orang-orang di bawah sana sesuai dengan nilai-nilai dan pemikiran yang saya yakini, yang selama ini tidak bisa saya eksekusi dengan mudah ketika masih berada di bawah sana…

It’s lonely at the top, but is it really so? Or is it just me and what I choose to believe?

(Jhody Arya Prabawa)

Salam NeoSentra!

Bersyukur?

Berdoa?

Bahagia?

Dan Teruslah Berkarya✊

#NeoSentra

Get Insights!

Follow Us!

Related Posts

Elegi Wifi & Biji

Elegi Wifi & Biji

"Elegi Wifi & Biji" Wahai Tuhanku yang Maha Memelihara Ciptaan-Nya... Sayang sekali pohon ratusan tahun ini masih belum juga bisa memancarkan WIFI sebagaimana pohon-pohon lainnya di dunia nyata untuk melayani manusia mengarungi dunia maya......

read more
Vertikal – Horizontal

Vertikal – Horizontal

"Vertikal - Horizontal" Cinta amat suka menikmati pikirannya sendiri saja, yang membuat pikiran kita sendiri gagal dalam memahaminya… Dan manakala kita mendengar ungkapan soal cinta tanpa syarat, maka biasanya ungkapan itu justru malah dijadikan...

read more

Give Your Comment!

Feel free to express your opinion about this post, or simply share your relevant experience related to this post so we can all learn from each other.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Get Insights!

Get inspiring weekly insights from NeoSentra to light-up your life…

Subscribe To Our Newsletter!

Subscribe To Our Newsletter!

Join our mailing list to receive special programs and valuable insights, including actionable strategy for your life transformation process.

Thank You! We are sending you a confirmation link to your email, so check your inbox soon or your spam folder if it's not there.

Pin It on Pinterest