“Keimanan Golongan”
QS.Yunus (10):
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
QS. Ar-Rum (30):
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
32. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
QS. An-Najm (53):
…فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
32. …Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Seandainya saja pikiran dan akal yang sempit itu hadir sepaket dengan mulut yang kecil dan imut sekali dengan suara yang super irit, mungkin dunia ini akan sedikit lebih sepi, namun boleh jadi jauh lebih damai.
Namun kita semua memang perlu belajar dari akal dan pikiran yang sempit terlebih dahulu, untuk kemudian berkembang mengalami perluasan kesadaran searah dengan semakin jujurnya kita kepada diri kita sendiri. Tetapi jangan juga kelamaan sadarnya karena bisa jadi tuman.
Dan betapa menyeramkannya jikalau setiap kali kita bercermin, maka alih-alih terlihat wajah kita ini, eh malahan terlihat semua karakter dan sifat-sifat asli kita. Pecah semua jadinya.
Oleh karena itu, mari kita sibukkan diri dengan menghitung segala nikmat yang telah dan terus kita terima, dan janganlah sibuk menghitung dosa orang lain selain diri kita sendiri.
(Jhody Arya Prabawa)
Salam NeoSentra!
Bersyukur?
Berdoa?
Bahagia?
Dan Teruslah Berkarya✊
#NeoSentra
0 Comments